resume

MANUSIC DICIPTAKAN UNTUK IBADAH

Masjid Al-Fath Tangkisan, Ahad 4 April 2010 bersama Ust. Muhammad Hamzah

Assalamu’alaykum warahmatulloh wabarakatuhu
Alhamdulillah. Alhamdulillahirrabbil ‘alamien. Washshalatu wassalamu’ala asrafil ambiya’i walmursalin muhammadin wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in. ‘amma ba’du.
Di dalam suatu halaqah, bersyukur adalah suatu hal yang paling penting dan paling ditekankan pertama kali. Mengapa? Karena segala sesuatu sebagai bentuk rasa syukur yang dilakukan dengan ikhlas karena Alloh tabaraka wata’ala, maka nilai itu merupakan suatu ibadah. Suatu permisalan, kita minum, mengapa? Agar nantinya jika kita hendak tilawatil qur’an suara kita akan baik. Atau kita tidur, mengapa? Agar nanti dalam sholat kita bisa khusuk tanpa digoda rasa kantuk. Segala sesuatu hendaknya dikaitkan untuk keikhlasan kepada Alloh ta’ala, bukan untuk meraih pahala apalagi untuk riya’ ( pamer ) kepada manusia.
Kemudian setelah bersyukur, hendaknya kita membaca sholawat dan salam atas nabiyulloh Muhammad sholallohu ‘alaihi wassalam sebagai suri tauladan yang baik bagi umat islam seperti dijelaskan dalam Q.S. Al-Ahzab @ 21 yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Pada materi kali ini, ustadz Hamzah menyampaikan satu ayat dalam Q.S. Adz-Dzariyat @ 56 yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi ( beribadah ) kepada-Ku.” Pada awalnya ayat ini dibantah oleh kaum kafir Quraisy. Mereka kira Alloh ta’ala menciptakan manusia hanya untuk main-main. Kemudian kaum muslimin membantah mereka, “Setiap manusia diciptakan berbeda, pasti Alloh subhanahu wata’ala memiliki hikmah yang tersembunyi dari perbedaan tersebut dan pasti ada tujuan yang berbeda pula”
100 tahun yang lalu kita masih ada di alam ghaib, dan insyaaAlloh 100 tahun lagi kita juga akan berada di alam ghaib. Sekarang di dunia ini kita hanya sekedar melintas. Dan secara otomatis dalam hidup yang sementara ini kita merasakan kebahagiaan, kesulitan, kesedihan, dan mungkin ada juga yang terlena dengan kehidupan dunia tanpa memikirkan akhirat. Padahal manusia diciptakan Alloh ta’ala tidak hanya untuk kehidupan duniawi saja, melainkan juga kehidupan ukhrowi ( akhirat ).
Misal, kebanyakan remaja yang hoby bermain playstation biasanya mereka terlupa akan sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Padahal jika dipaparkan dan diteliti, permainan tersebut bernilai RUGI bagi para pemainnya, baik rugi di dunia ( lelah mata, leher, tangan, punggung, bahkan pemborosan ) maupun rugi akhirat ( melalaikan ibadah dan tabdzir baik waktu maupun harta ). Daripada melakukan permainan tersebut, lebih baik melakukan permainan-permaianan yang bernilai sunnah seperti memanah misalnya. Jika kegiatan tersebut dilakukan dengan niat ikhlas untuk latihan berjihad, apabila ia meninggal disana insyaa Alloh ia mendapat pahala mati syahid, tentunya syahid dalam tingkat yang rendah dan tidak setara dengan orang yang berjihad di medan perang yang sesungguhnya. Alloh Tabaraka wa ta’ala membagi kehidupan menjadi 2 :
1. Kehidupan duniawi yaitu sebagai tempat manusia mendapatkan ujian dan cobaan, yang apabila ia lulus dalam ujian tersebut maka ia akan mendapatkan hadiah ( pahala dan syurga ). Pahala dan syurga adalah hadiah atas kesuksesan manusia dalam menghadapi ujian, maka jangan jadikan pahala dan syurga sebagai niat untuk beribadah, karena niat beribadah adalah MERAIH RIDHO ALLOH TA’ALA.
2. Kehidupan Ukhrowi yaitu sebagai tempat menuai hasil panen atas amalan manusia di dunia baik amal shalih maupun amal kejahatan. Untuk mencapai amalan-amalan shalih, ada beberapa ibadah mahdzoh yang harus dilakukan :

1. Sholat
2. Tilawatil Qur’an
3. Mendatangi majlis
4. Mengisi majlis
5. Membaca buku-buku yang bermanfaat
6. Silaturrahim

Demikian yang dapat resumer tulis sebagai resume dari kajian PERMATA. Semoga bermanfaat. Akhiru kalami Wassalamu’alaykum warahmatulloh wabarakatuhu.